Cara menggunakan struktur novel dalam cerita pendek

Caritra Sari
3 min readJul 15, 2021

--

Apa yang diajarkan oleh mentormu dalam menulis cerita pendek?

Berbeda dengan novel, cerita pendek bentuknya lebih bebas. Struktur sebuah cerita pendek kerap mengikuti jumlah katanya. Pada cerita yang terdiri dari enam kata, kita tidak bisa memasukkan perkenalan tokoh selayaknya cerita dalam novel.

Pada cerita 500–1.500 kata, ada mentor yang kemudian menyarankan pembukaan langsung berupa konflik di kalimat pertama. Lalu dilanjutkan dengan lika-liku perjuangan tokohnya dalam memecahkan konflik tersebut.

Pada cerita pendek level atas (4.000–6.000 kata), kita memiliki cukup banyak ruang untuk berkreasi. Di titik ini pembaca akan lebih mudah merasakan kejanggalan pada bagian cerita (biasanya berupa kebingungan tentang inti cerita dan rasa bosan bila tidak ada masalah yang berarti).

Tanpa panduan atau struktur yang kokoh, cerita kita bisa lari ke mana-mana. Struktur yang timpang membuat cerita tidak enak dibaca.

Jadi, bagaimana kalau kita coba menggunakan struktur novel ke dalam cerpen?

Mari kita pelajari dulu struktur di dalam novel.

Struktur Novel

Struktur novel adalah kumpulan titik-titik plot yang mengikuti suatu formula agar novel tersebut bisa dibangun dengan optimal. Seperti sebuah rumah yang memiliki pondasi, novel disusun mengikuti sebuah struktur untuk menghindari:

  • Pembaca bosan karena perkenalan tokoh terlalu panjang
  • Pembaca tidak puas karena penyelesaian masalah terlalu singkat/mudah atau justru terlalu bertele-tele
  • Cerita tidak gereget karena tokoh tidak terlihat berusaha menyelesaikan konflik

Ada banyak teori dan formula dalam membuat struktur novel, jadi saya akan mengambil salah satunya sebagai contoh.

Struktur cerita empat babak

Sebenarnya ini adalah pengembangan struktur tiga babak. Babak pertama berisi perkenalan tokoh dan si tokoh mendapat masalah (25%). Babak kedua berisi perjuangan si tokoh dalam menyelesaikan masalah (50%). Babak ketiga berupa penyelesaian masalah (25%).

Karena babak kedua durasinya lebih panjang, sebuah cerita kadang terasa melempem di tengah. Oleh karena itu di pertengahan babak kedua, ada penulis yang meletakkan plot twist di sana. Sehingga strukturnya menjadi empat babak seperti ini:

  • Babak pertama: the problem. Perkenalan tokoh dan masalah yang menimpanya. Penutup babak (titik plot): tokoh mengambil keputusan untuk menghadapi masalah tersebut
  • Babak kedua: the journey. Tokoh terombang-ambing oleh masalah tanpa tahu penyebabnya. Penutup babak (titik plot): suatu kejadian membuat tokoh menyadari akar masalah dan mengubah tokoh dari mode pasif/reaktif/defensif menjadi aktif/ofensif
  • Babak ketiga: the plan. Tokoh mulai membuat rencana dan secara aktif melawan akar masalah, tapi belum berhasil sampai hampir putus asa. Penutup babak (titik plot): suatu kejadian memberikan kunci penyelesaian masalah bagi si tokoh
  • Babak keempat: the solution. Tokoh menggunakan kunci dan berjuang sekuat tenaga sampai masalahnya selesai. Penutup babak (titik plot): akhir cerita kondisi si tokoh setelah masalahnya selesai

Nah, struktur empat babak ini pas sekali jika kita terapkan di cerita pendek level snackbook (4.000–6.000 kata). Anggaplah cerpenmu terdiri dari empat bab, masing-masing bab terdiri dari 1.000–1.500 kata.

Dengan demikian kita punya panduan dalam menulis, “Bab ini sebaiknya diisi apa, ya?”

Tinggal ikuti saja struktur di atas. Bab satu tentang tokoh dan masalahnya. Bab dua tentang pencarian sumber masalah. Bab tiga tentang rencana dan aksi si tokoh. Bab empat penyelesaian masalahnya.

Ini adalah kesempatan untuk berlatih menyelesaikan cerita serupa novel, tapi dalam bentuk yang lebih mini sehingga tidak membuat penulis ngos-ngosan.

Selamat mencoba ☺

--

--

Caritra Sari

Homeschool mom, kids project organizer, minecraft adventurer, snackbook writer & reader of heartwarming & wholesome family/friendship stories.